BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Cari Blog Ini

Sabtu, 09 April 2011

SEBUAH PENCARIAN

Tinggal di kota yang baru, lingkungan baru,
temen baru, rumah baru, dan sekolah baru.
Semua itu membuatku sukar untuk
menyesuaikan diri. Untungnya tahun ini tahun
ajaran baru.
Hari ini aku sebenernya udah bangun pagi, tapi
harus gimana lagi aku ini emang terkenal leletnya.
Dan rumahku yang baru juga cukup jauh dari
sekolah jadi, aku harus berjalan terlebih dahulu
untuk kemudian menunggu anggutan umum.
Ukh…, hampir tiga pulu menit aku menunggu
anggutan tapi belum ada yang lewat satu pun.
Setelah aku menunggu cukup lama akhirnya
akupun dapat angkutan umum.
Ketika sampai di sekolah, bel pun berbunyi,
untungnya aku sudah berada didalam sekolah.
Yah..., walau beda beberapa detik saja he.
Aku mulai berjalan menuju kelas yang akan aku
huni. Setelah sampainya, akupun mencari tempat
duduk yang kosong dan ada satu bangku yang
kosong yang berada di sebelah belakang pojok
kanan. aku menghela nafas panjang, huh… tak
apalah masih untuk aku dapat bangku dan tidak
terlambat.
Aku melangkah menuju bangku paling belakang
dengan langkah gontai. Setelah aku duduk, tak
kusangka aku sebangku dengan anak laki-laki
yang cukup asyik diajak ngobrol.
Yah itu kesan pertamaku tentang anak itu. Nama
anak itu adalah Adrian Kusuma. Bel masukpun
dibunyikan. Guru pertama yang akan masuk
adalah Bu Yenni dia adalah Wali kelasku sekaligus
Guru Biologi. Saat guru masuk tibak-tiba Rian
memanggilku,
“Bsst..., Aka..., nih guru gue liyat kayaknya killer
nie.” ungkap Rian lirih,
“Hus..., lo nie jangan langsung buat kesimpulan
dulu geeh.”, jawabku lirih
tiba- tiba “Akamaru Sifierus Ai! Akamaru Sifierus
Ai!” ucap Bu Yenni memanggil namaku keras,
“Saya bu!” jawabku kaget,
“Oh..., ternyata kamu anaknya. Dari tadi kamu
dan Rian sedang apa? Apa yang kalian bicarakan?
Bolehkah saya tahu?”, tanya Ibu Yenny dengan
sedikit nada tinggi
“Oh ngga bu..., kita ngga bicara apa-apa kok
bu”, jawabku mengelak
“Oh ya? Terus dari tadi apa yang kalian
lakukan?”, tanya Ibu Yenny
“E...., itu bu... apa...., e.... itu... tanya PR Fisika.
Iya bu PR Fisika”,
“Persaan saya yang baru masuk di kelas ini?
Dan belum ada guru yang masuk selain saya”,
“Waduh..., alamat ngga selamet nie gue”,
“Sebenarnya Aka tanya ekskul basket bu” sahut
Rian,
“Oh ya? Apakah tadi kamu memerhatikan ibu?”,
“Saya memperhatikan ibu kok”,
“Kalo begitu coba, sebutkan siapa nama anak
yang ada di depan sebelah kanan?”,
“Dia namanya..., itu...., apa..., dia..., itu
namanya...., siapa ya...., mampus gue”,
“Coba kamu akamaru!”, tunjuk Ibu Yenny
“Saya bu?” jawabku kaget dengan menunjuk
jari kearahku,
“Dia itu adalah...., siapa ya...,” jawabku
binggung,
“Udah sekarang kalian keruang saya setelah
istirahat nanti!”,
“Tapi bu..,”, jawabku bebarengan dengan Rian
“Tidak ada tapi-tapian pokoknya salah satu dari
kalian harus menghadap ke ruang ibu!” ucap Ibu
Yenny.
Bel istirahatpun berbunyi. Hal yang tak ingin aku
inginkanpun harus aku hadapi setelah pelajaran
ini. Saat aku baru memasukan buku, Rian mulai
melangkahkan kakinya pergi meninggalkanku.
“Eh, lo mau kemana?”, tanyaku
“Gue mau pergi ke ruang bu Yenny dulu ...,”,
“Eh gue ikut ya.” pintaku sedikit ngga enak,
walau begitu aku juga ikut bersalah,
“Enggak usah, lo disini aja. Duduk diem yang
manis aja”, jawabnya dengan santai.
Setelah itu dia meninggalkanku sendiri di kelas.
Dilain sisi semua teman sedang asyik berkenalan,
tak seorang pun yang ingin berkenalan denganku.
Sampaisuatu ketika aku mendengar suara
seseorang memanggil namaku.
“Aka! Akamaru Ai!”
ketika aku menoleh, tak kusangka ada seorang
cewek yang tahu namaku selain Rian.
“Aka boleh gue pinjem buku Biologi lo?”,
Akupun hanya dapat menganggukan kepala dan
memberikan bukuku padanya
“Thank’s”, sahutnya lembut. Dan sembari
membalikan badannya kemudian pergi.
“Woy!” suara Rian menyadarkanku,
“Hah? Apa? Ada apa?”,
“Nglamun mulu lo kerjaannya. Ke kantin yuk,
gue laper nie. Abis dimarahin abis-abisan ama bu
Yenny tadi”,
“Emang bu Yenni Bilang apa aja sama lo?”,
“Yah dia bilang......,”
Saat Rian berbicara, aku termenung dan batin ku
berkata, Siapakah nama gadis itu? Siapa
namanya? Kenapa gue nyerahin buku gitu aja.
Bego. Beberapa saat kemuadian.
“Woy!” suara Rian mengagetkanku,
“Hah, apa lo bilang tadi?”,
“Lo dari tadi ngga ndengerin gue ya? Emang lo
ini lagi mikirin apaan sih?”,
“Engga kok, gue ngga mikirin apa-apa”,
“Ah…, masa sih?”,
“Beneran”, “Hayo…, lagi mikirin siapa ni…?”,
“Beneran, lo ini ngga percayaan banget sih lo!”,
“Ya udah, daripada kita mikirin yang ngga-
nggak mending kita ke kantin aja. Yuk udah laper
berat nih.” sahut Rian sambil memegang
perutnya,
“Ok” jawabku dengan santai.
Akhirnya kami pergi ke kantin dengan bersendau
gurau. Saat aku sedang berjalan tiba-tiba
“Bruuukkk” seorang cewek menabrakku
“Sorry gue ngga sengaja. Lo ngga apa-
apakan?” tanya gadis itu,
“Oh..., gue ngga apa-apa kok.” jawabku sambil
tersenyum,
“Sekali lagi maaf ya gue ngga sengaja tadi”,
“Oh..., iya”, jawabku sambil meninggalkannya.
Aku kembali menuju tempat duduk. Dan saat itu
aku melihat cewek yang minjem buku biologi gue
denga Yudhi. Dan kenapa saat aku melihatnya aku
merasaada perasaan yang mengganjal sampai
tiba-tiba,
“Woy! Nglamun lagi..nglamun lagi. Udah cepet
makan tuh ntar gue yang ngabisin lho?”,
“Ye.. enak aja, beli ndiri.”
Setelah perut kami kenyang kami kembali ke
kelas. Bel akhirnya dibunyikan kamipun siap-siap
untuk pulang.
Akupun keluar dari dalam kelas dengan langkah
gontai ku berjalan menyusuri setapak demi
setapak jalanan kota dan menuju perjalanan
pulang. Sesampainya dirumah
“Aku Pulang.” sahutku,
“Wah.., bagaimana nak sekolahnya? Bagus?
Gimana disana? Apakah pelajarannya sulit-sulit?
Gimana teman-temannya? Baik-baik?” Tanya ibu
membrondongku,
“Ibu, Aka capek. Aka ingin istirahat dulu.”
jawabku tak bersemangat.
Ku berjalan menuju kamarku, kurebahkan
badanku yang letih ini di ranjang tempat tidur.
Mulai kupejamkan mata yang mulai berat ini.
Untuk sejenak menghilangkan rasa lelahku.
“Kring…kring…kring…” suara telpon yang
membangunkanku dari mimpiku.
“Halo… Akamarunya ada? Ini dari temennya
Adrian.”,
“Ya ini gue sendiri. Ada apa lo tiba-tiba telpon
gue?.”,
“Oh ini lo Ka. Kirain bokap lo. Ngga gue hanya
mau ngajak lo hang out aja mau ngga?”,
“Gue hari ini ngga dulu dech Rian.”,
“Oh ya udah kalo gitu kapan-kapan kalo gue
ajak hang out lagi ikut ya?”,
“Oke.”
“Ya udah met mimpi lagi ya sob. Bye”
Telpon pun ditutup
Kembaliaku memejamkan mata ini untuk
melemaskan otot-otot yang tegang
Telat!
Hariini ngga seperti biasanya bangun kesiangan.
Aku bergegas menuju kamar mandi dan
sayangnya kamar mandi masih dipakai adik
“Woy...! yang didalem cepetan dikit geeh. Gue
dah telat ini.!” Pintaku,
“Ye kakak ini makanya bangun tu jangan
kesiangan ntar ceweknya ngga cakep lho?”,
“Ye..., lo ini tau apa urusan anak gede.
Cepet..,cepet..,cepet. Lama amat! Huh”,
“Ye..., pagi-pagi kakak udah marah-marah ntar
cepet tua lho”.
Setelah berdebat dengan adikku aku pun
bergegas menuju kamarku untuk bersiap-sipa
berangkat sekolah.
“Bu Aka berangkat dulu ya”,
“Lho nak..., Ibu sudah buatkan telur dadar
kesukaanmu lho”,
“Yah.., buat nanti aja dech bu...”,
“Ya udah sana berangkat”.
Setelah minta uang saku akupun berangkat
dengan berlari. Sesampainya di sekolah aku
berjalan merindik seperti maling dan wal hasil aku
dapat masuk tanpa diketahui oleh penjaga
sekolah.
Dan“Doorrr” Rian mengagetkanku,
“Ah lo ini mau bunuh gue.?”,
“He he he lha lo sih jalan pake ngrindik-ngrindik
segala, mirip maling jemuran tau.” Ucapnya
sambil tertawa,
“Ah lo ini ngga soulmate banget sih sama
sahabatnya sendiri.”,
“Eh tadi tu kita baru aja ujian dadakan
Matematika dan Biologi tau.”,
“Yang bener lo?”,
“Ye... gue kasih tau ngga percaya.”,
“Mampus gue, gue kan paling sulit memahami
pelajaran Matematika. Mampus gue”,
“Yang mampus lo ini juga, he.. he.. he.. ya
udahlah lo masuk kelas dulu aja.”
Hari ini hari yang melelahkan bagiku.
Setelahmengikuti ujian susulan dua mapel
sekaligus.
“Aku pulang”,
Saat memasuki rumah aku merasa ada yang
aneh. Ngga biasanya suasana rumah sepi.
Akupun langsung menuju ke kamar. Untuk
sejenak mengistirahatkan tubuh ini. Hari ini aku
bangun pagi. Dan berangkat seperti biasanya.
Saat aku sampai dan melangkah menuju koridor
sekolah tiba-tiba
“Pagi kak Aka”,
Seorang cewek menyapaku hari ini. Sepertinya
aku mengenalinya dia cewek yang dulu
menabraku. Dia tersenyum padaku dan berjalan
meninggalkanku.
Belmasuk telah dibunyikan. Saatnya masuk
kekelas. Guru pertama yang masuk adalah Bu
Yenni.
“Selamat pagi anak-anak”,
“Pagi bu.”,
“Hari ini kita akan membahas....”, pikiranku tak
sepenuhnya memperhatikan pelajaran aku selalu
bertanya-tanya Siapakah gadis yang menyapaku
tadi? Kenapa dia tahu namaku? Dan lain
sebagainya. Bel istirahatpun dibunyikan dan
“Aka! Ai!”
Seorang cewek yang dapat membuat jantung ini
berdetak cepat saat dia menghampiriku. Seakan
jiwa ini tenang, damai. Dan sepertinya aku
mengenalnya, tapi siapa? Muncul beribu tanya
dalam benakku.
“Aka bolehkah aku pinjam penamu sebentar?”,
“Oh iya sebentar”, aku mencari penaku yang
biasanya gampang ditemukan seketika hilang
entah kemana. Dan akhirnya aku menemukannya
“Ini”,
“Gue pinjem bentar ya?”,
“Lama juga ngga apa-apa”,
“Lo bilang apa tadi”,
“Enggak tadi aku tanya nama kamu siapa?”,
“Oh namaku Cinta. Cyntia Laudia Cantika Sari”,
“Oh Cinta. Bolehkah aku memanggilmu Cyntia?
Karena Aku suka nama itu”,
“Boleh kamu manggil gue Cyntia.” Jawabnya
sambil tersenyum meninggalkanku.
“Hoy!”,
“Akh lo ini seneng banget bikin gue kaget”,
“Ya maaf. Ngomong-ngomong lo udah kenal
cewek tadi? Namanya........”,
“Cyntia Laudia Cantika Sari” jawabku
memotong pembicaraan Rian,
“Lho kok lo dah tau”,
“Barusan dan lo dah basi ngomongin itu”,
“Ya udah kalo gitu lo udah tau siapa cewek
yang dulu nabrak lo dulu.”,
“Emang lo kenal?”,
“Cecilia Putri Kusuma panggilannya Putri.”,
“Emang lo kenal dimana?”,
“Dia adik gue.”,
“Hah, dia adik lo!?” jawabku dengan mata
terbelalak,
“Ya. dan lo tau dia sering curhat tentang lo
setiap harinya. Gue pusing ndengerinnya”,
“Masa’ sih adik lo sering curhat tentang gue”,
“Iya. Gue aja masih inget bener apa yang dia
curhatin sama gue.”,
“Ehh, apaan aja gue pengen ta

CINTA ABADI 2

Terhanyut aku dalam nuansa indah bersamamu
Terlena dalam alunan suara
Tanpa terbersik bayang paras wajahmu
Karna kuterlanjur tertusuk panah asmara
Kini hanya tinggal gerimis rintihan menggores
hati
Tak mampu lelapkan semua anganku
bersamamu
Dinginnya kehampaan hati
Tak mampu luapkan larahatiku karenamu
Ku hanya tertunduk, terpaku, terdiam membisu
Memendam sejuta kepedihan hati
Hingga terkubur jauh direlung hati
Kutertegun membaca isyarat lain hati
Secercah sinarcinta
Kini tlah menerangi disudut hati
Tak sanggup cinta sucinya kunodai
Nyatanya cinta sejatiku tlah jauh pergi
Kini sekuntum bunga tersenyum padaku
Bunga Melati
Putih, Tanpa tangkai berduri
Akupun tersenyum karena Cintanya Abadi
Karena Cintanya Abadi

Jumat, 08 April 2011

CINTA ABADI

Cintaku,
Aku ingat ketika aku melihat dunia ini melalui
mata butaku yang berlinang air mata. Lalu aku
dirikan benteng di sekitarku. Aku pikir tidak ada
yang dapat menembus rintanganku.
Tapi kamu datang menembusnya. Kau tunjukkan
padaku hidup yang berbeda; pentingnya menjadi
diriku sendiri, berbagi emosi, dan memberikan
rasa cinta. Kamu membuatku berpikir. Kau
membuatku dapat menghadapi diriku sendiri,
menghadapi orang lain, menghadapi kamu. Kau
membuatku jatuh cinta padamu.
Cinta denganmu sangatlah indah. Tak ada
seorangpun yang bisa mencintaimu melebihi
aku. Tak ada pelukan lain yang dapat
menghangatkanku bagaikan sinar mentari. Ku
kan lakukan apapun untukmu. Kamu sudah tahu
itu semua ketika kau berikan seluruh hatimu
untukku.
Simpan hatiku untuk selamanya

TERBUNUH SEPI

Aku mati…
Mati oleh kesepian yang kualami
Mati dalam kesendirian yang menyakiti
Mati tanpa seseorang ada di sisi
Haruskah aku sendiri
Termenung meratapi diri
Hati yang sepi ingin sekali kuisi
Oleh cinta dari seseorang yang aku sayangi
Salahkah aku….
Bila aku menginginkanmu
Mengisi setiap relung-relung kesendirianku
Menemaniku melintasi kesepianku
Mungkin aku tak sempurna
Tak sesuai dengan apa yang kau kira
Tapi percayalah cintaku cuma satu
Untukmu kan kuberikan seluruh hatiku
Sebelum aku mati terbunuh sepi
Sebelum masaku kan terhenti
Aku ingin kau ada disini
Menemaniku hingga akhir nanti